Kisah Silicon Valley #107 – Sid Meier, Godfather Dunia Game

via VentureBeat
“Ada satu diam-diam kecil perihal game-game kami,” ujar Sid Meier dalam sebuah wawancara. “Anda semua benar-benar sanggup mencar ilmu sesuatu dari situ. Anak-anak muda menikmati acara belajar, bahkan meskipun mereka tidak mengikuti pendidikan resmi. Ada banyak kepuasan ketika kita berhasil mencar ilmu sesuatu, dan menyaksikan keterampilan kita meningkat, serta memahami, misalnya, ibarat apa peta Karibia itu, atau bagaimana satu inovasi akan memicu inovasi yang lain.” Ucapan Sid Meier ini seakan menjadi justifikasi terhadap kesaksian para pelajar yang hobi main game, yang sering menyampaikan bahwa mereka kadang mencar ilmu lebih banyak dari satu game, contohnya mengenai sejarah atau bahasa Inggris, dibandingkan dari waktu yang mereka habiskan di sekolah. Rupanya inilah yang menimbulkan game-game yang dirancang sang Godfather game ini terkesan timeless dan tidak membosankan untuk dimainkan.
Awal Karir Sid Meier
Sidney K. Meier lahir pada tanggal 24 Februari 1954 di Sarnia, Ontario, Kanada. Orangtuanya berasal dari Belanda dan Swiss, sehingga uniknya, alasannya yaitu peraturan keimigrasian Kanada dan Swiss, Meier juga mempunyai kewarganegaraan Kanada dan Swiss. Namun keluarga kecil ini tidak usang tinggal di Kanada alasannya yaitu kemudian kedua orangtua Meier pindah ke Michigan. Di sinilah Meier tumbuh besar, bahkan hingga lulus kuliah dari University of Michigan.
Setelah lulus, Meier diterima bekerja untuk sebuah department store. Supermarket ini mengembangkan sistem pengelola keuangannya sendiri dan Meier mempunyai tugas besar dalam mengembangkannya. Gajinya dari toko ini digunakannya untuk membeli sebuah video game yang pada ketika itu masih dalam tahap awal perkembangan: Atari 800.

Saat memakai perangkat ini, Meier menyadari bahwa ia sanggup memakai pemrograman komputer (seperti halnya ketika ia menggunakannya untuk mengembangkan sistem keuangan supermarket) untuk menciptakan game komputer. Meier pun mulai rajin mencar ilmu secara belajar sendiri dan membeli majalah-majalah komputer dan hacker. Dari ketekunannya mencar ilmu itu, ia bahkan sanggup mengembangkan game versinya sendiri yang ibarat Space Invaders dan Pac Man untuk dimainkan di Atari yang dimilikinya itu. Bandelnya, Meier menginstal game itu di komputer jaringan supermarket yang ia kelola dan mengizinkan semua orang memainkannya. Karyawan-karyawan di toko itu jadi kecanduan main game sampai-sampai boss Department Store itu harus meminta Meier untuk menghapus game tersebut.
Mulai Serius Mengembangkan Game

Karir di Department Store ini memang merupakan salah satu tahapan penting dalam kehidupan Meier, alasannya yaitu di sini juga ia berkenalan dan erat dengan Bill Stealey. Mantan Angkatan Udara yang bahkan pernah bekerja di Air Force One (Pesawat khusus kepresidenan) ini yaitu rekan kerja Meier di sana. Stealey mempunyai minat yang sama dengan Meier, yaitu untuk mengembangkan game. Cita-cita mereka berdua yaitu memajang game yang mereka buat di Electronic Trade Conference, event teknologi terbesar di masa itu. Mereka berdua pun mulai sering menghabiskan waktu di basemen rumah Meier untuk bermain game bersama dan juga mengembangkan ide untuk merancang Arcade game.
Kisah unik ketika mereka bermain bersama adalah, belum pernah sekalipun Stealey menang atas Meier. Bahkan di sebuah game simulator penerbangan yang dirilis Atari pada ketika itu: Red Baron. Sebagai mantan pilot, Stealey tentu saja pede bahwa ia bakal mengatasi Meier di permainan ini. Dan memang ketika mereka bertanding, di kesempatan pertama, Stealey pribadi mencatatkan 75.000 poin, ini yaitu poin tertinggi ketiga di leaderboard. Meier yang mendapatkan giliran selanjutnya, tidak terduga mencetak skor 150.000 poin! Stealey yang kesal menanyakan kepada Meier perihal bagaimana ia sanggup melaksanakan itu. “Well,” Kata Meier. “Waktu kamu bermain, saya mengingat semua algoritmenya.”
Dua sahabat ini kemudian mendirikan perusahaan yang mempunyai spesialisasi pengembangan game komputer: Microprose.
Merintis Sukses di MicroProse
Setelah mengalahkan Stealey di Red Baron ini, Meier menyampaikan penilaiannya terhadap game milik Atari tersebut. Menurut Meier, game ini memang bagus, tapi ia sanggup menciptakan yang lebih elok lagi. Bill menjawabnya dengan lugas, “Kalau kamu sanggup melakukannya, saya sanggup menjualnya.”

Beberapa bulan kemudian, Meier menepati janji. Dia menyerahkan kopi game buatannya sendiri yang ia namakan Hellcat Ace. Stealey pun pribadi menjual game ini. Mereka berdua pribadi menjadi tim yang kompak. Meier menjadi otak pembuat game, sementara Stealey menjadi tenaga pemasarannya. Hanya dalam beberapa tahun, dua orang ini mengumpulkan USD 200.000 dari menjual game! Sebuah jumlah yang cukup besar di masa itu.
Meier dan Stealey kemudian memutuskan untuk keluar dari pekerjaan di Department Store pada tahun 1982. Mereka kemudian mendirikan perusahaan sendiri yang berjulukan MicroProse. Pada awalnya, MicroProse berfokus pada game simulasi (genre yang merupakan kekuatan terbaik Meier sehabis kesuksesan Hellcat Ace). Mereka merilis game simulasi pesawat ibarat Silent Service dan F-19 Stealth Fighter yang mempunyai banyak penggemar.
Pada ketika itu perusahaan developer game belum banyak, dan MicroProse berhasil menyampaikan sesuatu yang unik bagi para gamer. Game rilisan mereka sebagian besar laku di pasaran. Namun perusahaan ini benar-benar meledakkan penjualan mereka ketika pada tahun 1987 mereka merilis Sid Meier’s Pirates!
Ada sebuah catatan kecil, alasannya yaitu kualitas game-game buatan Meier yang berada di level berbeda dibandingkan developer lain pada umumnya, perusahaan sering menyertakan namanya sebagai bab dari judul game untuk menunjang penjualan. Di kalangan developer sendiri, Sid Meier dikenal bagaikan yang kuasa yang selalu menghasilkan game-game unik dan menarik. Format penamaan ini kemudian juga dipakai pada game laku berikutnya: Sid Meier’s Civilization (dilanjutkan dengan Civilization II – Alpha Centauri, Civilization III, Civilization IV, Civilization V, dan Civilization: Beyond Earth).
Strategi iklan ini mendapatkan pengukuhan sehabis pada tahun 1992, kontes yang diselenggarakan di Computer Gaming World menyebutkan bahwa nama Meier merupakan ‘jaminan sebuah game berkualitas’.
Civilization, Game Tersukses MicroProse

via Polygon
Setelah F-19 Stealth Fighter yang laku terjual, Meier memutuskan untuk berfokus pada game strategi. Alasannya adalah, semua yang ia angankan perihal sebuah game simulasi pesawat sudah dicurahkannya pada F-19 Stealth Fighter, jadi ia tidak tahu harus menambahkan apa lagi. Meier kemudian terinspirasi oleh SimCity dan Empire, dua game yang laku pada masa itu, untuk kemudian merancang sebuah game yang serupa. Pembuatan game ini memakan waktu yang cukup lama, sehingga di sela-sela waktu luangnya, Meier mengerjakan sebuah game lain, Railroad Tycoon, yang ternyata malah dirilis terlebih dahulu. Namun penantian panjang tersebut terbayarkan alasannya yaitu Sid Meier’s Civilization menjadi game yang sangat laris!
Salah satu hal yang berbeda dan sangat menyenangkan dari Civilization bagi gamer di masa itu adalah, ketika memainkan game ini, pemain harus mengambil serangkaian keputusan. Setiap perbedaan keputusan akan membawa hasil yang berbeda pula. Ini menimbulkan para gamer kecanduan untuk menemukan format terbaik untuk memenangkan game ini. Ini menyampaikan sebuah pengalaman unik dan berbeda setiap kali memainkan game tersebut dari awal. Satu hal lagi yang menjadi ciri khas game karya Sid Meier: Tidak pernah ditampilkan darah. Dalam Civilization terdapat adegan perang, namun semuanya disampaikan dalam grafik yang menarik, namun tidak terkesan kejam. Ini menimbulkan para orangtua dengan bahagia hati membelikan game ini untuk anak-anaknya. Muatan sejarah dalam game ini juga sangat membantu belum dewasa memahami sejarah.
Civilization menimbulkan Meier super terkenal (selain alasannya yaitu fakta bahwa memang fotonya diletakkan pada game). Sering orang menghampiri Meier ketika berjalan-jalan dan mengungkapkan apresiasinya terhadap Civilization. “Mereka menghampiri saya dan mengatakan, ‘saya memainkan game ini dengan putra dan putri saya, dan mereka bersenang-senang’. Saya mendengar pengalaman seru yang dirasakan orang-orang ketika bermain. Ada rasa saling terhubung. Kita membagikan sesuatu. Kita menyebarkan pengetahuan. Kita mempunyai persamaan, bahkan meskipun belum pernah bertemu sebelumnya.” ujar Meier dalam sebuah wawancara.
Pada tahun 1996, Meier mengundurkan diri dari MicroProse untuk mendirikan Firaxis game dengan beberapa veteran game ibarat Jeff Briggs. Di sini Meier melanjutkan pengembangan game-gamenya dengan lebih santai. Tahun 2011, sebuah perusahaan survei, PeekYou, menyatakan bahwa Meier merupakan tokoh paling besar lengan berkuasa di kalangan desainer video game.
Saat ini, Meier masih sehat dan tinggal bersama istrinya, Susan, di Hunt Valley, Maryland. Sesekali ia masih mendapatkan wawancara dari media-media komputer dan video game untuk mengungkapkan pendapatnya terhadap tren game terkini.
Referensi
Cawley, Christian. Sid Meier, Legend of Videogame Design. Altered Gamer.
Dredge, Stuart. (2015). Sid Meier interview: ‘Learning is part of any good video game’. The Guardian
Gaudiosi, John. (2016). Interview: Sid Meier reflects on 25 years of Civilization. PC World.
McFadden, Christopher. (2018). Sid Meier: The Godfather of Computer Gaming. Interesting Engineering.
Sumber: https://winpoin.com/

0 Response to "Kisah Silicon Valley #107 – Sid Meier, Godfather Dunia Game"
Post a Comment