Masih Berpikir Bahwa Nokia salah Strategi ketika Berfokus di Kamera?
“Buat apa ponsel yang kameranya 41 megapiksel dan berteknologi tinggi. Kalau minat di fotografi, beli saja DSLR!”
Mungkin di tahun 2013-an kau sering membaca komentar semacam itu di media sosial, website teknologi, dan lembaga penggemar smartphone. Komentar yang menganggap teknologi kamera canggih di ponsel itu sesuatu yang berlebihan dan mubazir. Namun entah kenapa Nokia dikala itu terkesan ngotot dan seakan mempertaruhkan harga dirinya untuk memperlihatkan kamera terbaik di setiap produknya, utamanya yang high end. Teknologi kamera, software pengolahan yang mumpuni ini dilengkapi dengan lensa Carl Zeiss yang punya nama besar di bidang fotografi. Hasilnya? Pada dikala itu lini Lumia populer mempunyai kamera yang jauh lebih baik dibandingkan produk platform lain yang satu kelas. Tidak perlu bicara problem Lumia 920, 925, dan 1020 yang dilengkapi dengan PureView – Lumia 520 di lini terbawah dijamin superior dibandingkan dengan produk satu lini ibarat Samsung Galaxy Young, LG seri L, atau Lenovo seri A di tahun tersebut.
Windows Phone juga dikenal sebagai perangkat selain Nokia Symbian yang memperlihatkan keistimewaan berupa pengaturan manual untuk acara memotret. Jika kau mulai memakai Windows Phone di tahun tersebut, maka akan terasa sekali eksklusivitas dan perbedaan dengan platform lain – kemewahan yang mengakibatkan kita merasa gembira dan berbeda memakai perangkat Windows Phone.
Kembali ke pertanyaan awal: Apakah Nokia salah taktik dengan berfokus pada kamera? Bahkan terkesan ngotot dalam hal ini. Mungkin kau pernah dengar, bahwa pada dikala pengembangan Lumia 1020, Nokia bergotong-royong menekan divisi OS Windows Phone (yang dikala itu dipimpin Terry Myerson) untuk mengakibatkan Windows Phone bisa membaca sebuah prosesor kedua yang nantinya fokus untuk mengelola kamera (seperti halnya Nokia 808), memaksa Windows Phone biar support USB OTG (karena Nokia sadar produk file yang dihasilkan software kamera ini sangat besar ukurannya), dan biar Windows Phone sanggup support RAM perhiasan yang akan dipasangkan Nokia di kamera ini. Sayangnya, tidak satu pun seruan itu yang terkabul. OS Windows Phone yang waktu itu belum matang tidak bisa mengikuti teknologi yang dimiliki Nokia. Jika kau tak percaya akan kisah ini, kau bisa melihat buktinya pribadi pada Nokia 808 yang berumur setahun lebih bau tanah daripada Lumia 1020. Ponsel kamera super ini mempunyai waktu shot-to-shot yang cepat, pemrosesan gambar yang handal, serta mendukung penyimpanan dalam jumlah besar melalui USB OTG dan perhiasan SD Card (yang tidak dimiliki Lumia 1020). Terry dikala itu mengeluhkan ambisi Nokia yang dianggapnya tidak masuk akal alasannya yaitu menuntut standar yang sangat tinggi untuk teknologi kameranya.
Tahun ini, kita sanggup menilai apakah ambisi Nokia tersebut masuk akal atau berlebihan. Menurut layanan Wireless Device Strategies (WDS), penjualan ponsel yang berfokus kamera mencatatkan 1,5 miliar unit penjualan pada selesai tahun 2014. Asia Pasifik sejauh ini yaitu wilayah terbesar yang meminati ponsel berfokus kamera tersebut, sementara Eropa Tengah yaitu yang paling sedikit minatnya. Bahkan kau tahu sendiri banyak perusahaan ‘latah’ mengikuti konsep Nokia dengan menganggap lini kamera perangkatnya sebagai ‘senjata rahasia’ yang penting. Apple mempromosikan habis-habisan kesederhanaan penggunaan dan konsistensi hasil yang dimiliki oleh iPhone, Samsung seakan terobsesi menciptakan kamera yang semakin baik di setiap seri Galaxy terbarunya. Lenovo menciptakan edisi khusus kamera bergelar Lenovo Vibe Shot. Sony dengan seri Z Compact-nya terang berfokus pada kamera canggih.
Tahun 2016 ini saja, program MWC memperlihatkan persaingan kamera yang mulai memanas. LG yang tahun kemudian berjaya dengan kamera super di LG G4 dan V10, menanamkan penemuan gres di LG G5. Dual kamera yang dimiliki perangkat ini dijamin bakal mempunyai banyak manfaat baru, yaitu fotografi 3D, konsep yang sangat menarik. Sedangkan Samsung mendobrak batas dengan kamera yang mempunyai aperture 1.7″. Untuk sebuah kamera ponsel (kecuali Lumix yang cenderung merupakan kamera daripada ponsel), ini merupakan raihan prestasi yang mencengangkan alasannya yaitu memungkinkan gambar lebih terang dengan cahaya lebih sedikit.
HTC juga belum-belum sudah mengumumkan teknologi kamera terbaru yang akan dilekatkan pada perangkatnya (walau banyak orang mencurigai kemampuan HTC di bidang ini).
Meskipun sudah beralih nama ke Microsoft, produk terbaru ber-OS Windows, yaitu Lumia 950 dan 950 XL mempunyai kemampuan kamera pilih tanding yang hanya bisa ditandingi oleh G4 dan V10 milik LG.
Fenomena apa ini? Artinya Nokia tidak salah ketika mereka berfokus pada sebuah fitur yang sanggup menjadi karakteristik dan pembeda bagi produk mereka! Nokia memandang ke masa depan, dan meskipun banyak yang ceriwis menyampaikan betapa ‘tidak bergunanya’ kamera manis di ponsel, Nokia tetap kukuh mempertahankan ideologinya. Sikap tersebut menyeret OEM lain ke dalam sebuah revolusi. Mungkin untuk pertama kalinya tahun ini kita menyaksikan persaingan fitur kamera yang sangat dahsyat dan terang-terangan, dengan aneka penemuan yang memanjakan konsumen dan memperlihatkan mereka pilihan menikmati super kamera dalam perangkat yang gampang digenggam tangan. Lumia 950 dan Lumia 950 XL dikala ini mungkin tetap mempunyai fitur kamera yang unik dan dahsyat (inovasi rich capture dan flash aneka warna yang memproduksi gambar lebih natural), namun situasinya dikala ini berbeda dengan dulu. Saat ini banyak kamera yang setara, bahkan mungkin sudah lebih baik daripada lini high end Lumia ini.
Melihat pelajaran yang diberikan Nokia, Microsoft harus mau berinvestasi pada fitur kamera super ini untuk mempertahankan abjad dan pembeda lini Lumia dari perangkat lainnya!
Sumber: https://winpoin.com/
0 Response to "Masih Berpikir Bahwa Nokia salah Strategi ketika Berfokus di Kamera?"
Post a Comment